Akulah manusia tiada guna
Yang tak pernah bisa membuatmu tersenyum
Akulah manusia bodoh
Yang selalu membuatmu marah
Akulah manusia hina
Yang selalu salah di hadapanmu
Akulah manusia tak berotak
Yang hanya bisa membuatmu menangis
Kini aku sadari
Sesungguhnya aku tak pantas untukmu
Kini aku mengerti
Betapa sialnya dirimu mendapatkan diriku
Tapi ku harap engkau mengerti
Aku memang manusia yang penuh kesalahan
Tapi mengapa kau tak pernah sedikitpun menghargaiku
Aku memang hanya segenggam sampah dimatamu
Akhirnya aku sadari aku memang manusia dengan sejuta kesalahan
Selasa, 01 Juni 2010
IBU INI ANAKMU
Wahai ibu
Di depanmu aku cium kakimu
Di belakangmu aku kagumi engkau
Di sampingmu ku peluk erat engkau
Ibu ini anakmu
Yang selalu membuatmu menangis
Dengan sejuta kesalahan
Yang telah menyayat hatimu
Ibu ini anakmu
Yang selalu menjadi duri
Yang bersemayam di hatimu
Hingga hatimu hancur dan terluka
Dan darah tumpah dari matamu yang indah
Ibu ini anakmu
Yang tiada berguna
Hanya luka yang mampu kugoreskan
Walau pengorbananmu untukku telah menimbun lautan
Tapi kebanggaan tak pernah kusembahkan
Ibu ini anakmu
Yang bersujud di hadapanmu
Menangisi kemarahanmu dengan penuh penyesalan
Ibu ini anakmu
Dengan sejuta maaf yang menggema
Aku mengemis maafmu ibu
Maafkanlah aku
Di depanmu aku cium kakimu
Di belakangmu aku kagumi engkau
Di sampingmu ku peluk erat engkau
Ibu ini anakmu
Yang selalu membuatmu menangis
Dengan sejuta kesalahan
Yang telah menyayat hatimu
Ibu ini anakmu
Yang selalu menjadi duri
Yang bersemayam di hatimu
Hingga hatimu hancur dan terluka
Dan darah tumpah dari matamu yang indah
Ibu ini anakmu
Yang tiada berguna
Hanya luka yang mampu kugoreskan
Walau pengorbananmu untukku telah menimbun lautan
Tapi kebanggaan tak pernah kusembahkan
Ibu ini anakmu
Yang bersujud di hadapanmu
Menangisi kemarahanmu dengan penuh penyesalan
Ibu ini anakmu
Dengan sejuta maaf yang menggema
Aku mengemis maafmu ibu
Maafkanlah aku
Minggu, 28 Februari 2010
Senandung Cinta
Ku mencintaimu di tengah gelap dan sunyinya malam
Tak ada kehangatan sinar kasih sayang yang terpancar dari matamu
Tak nampak setitikpun bintang yang menuntunku untuk menggapaimu
Tak ada secercah cahaya rembulan yang menerangi gelapnya hatimu
Ku mengagumimu di tengah terik dan panasnya siang
Tak ada sedikitpun semilir angin yang menyejukkan hatiku
Tak nampak setetespun air yang menyegarkan kalbuku tentangmu
Tak ada secercah sinar harapan pun yang dipancarkan sang surya
Ku menyayangimu di tengah dinginnya hujan
Suara petir yang menggelegar seakan pertanda bahwa ku tak akan pernah tenang disisimu
Beribu tetesan air yang mengikis hatiku seakan tak pernah berhenti membuatku perih
Gelapnya langit seakan menggambarkan hatimu yang selalu kelam untukku
Walaupun gelapnya malam
Aku kan selalu menyinarimu dengan pancaran cahaya cinta
Walaupun teriknya siang
Aku kan selalu menghembuskan pujianku padamu
Walaupun dinginnya hujan
Aku kan selalu menghangatkanmu dengan sinar kasih sayang
Sahabat
Telah kita arungi ketujuh samudera
Telah kita pijaki panasnya gurun pasir
Telah kita arungi badai yang menerpa
Semua itu karena tawa dan tangis kita sahabat
Telah kita daki puncak gunung
Telah kita seberangi jurang yang terjal
Telah kita lalui hujan caci serta puji
Semua itu karena genggaman tangan kita sahabat
Kini
Kita telah terpisah gunung yang tinggi
Kita telah arungi lautan kehidupan yang berbeda
Kita telah pijaki bumi yang tak searah
Kini
Kau pergi mengejar mimpi dan anganmu
Aku pergi mengejar harapan dan cita-citaku
Kau pergi menjajaki langit
Aku pergi menjajaki bumi
Kini
Tak ada lagi ukiran tangis serta tawamu di hari-hariku yang kelam
Tak ada lagi eratnya genggaman tanganku di hari-harimu yang hampa
Sahabat
Meskipun kita telah memilih jalan yang berbeda
Aku akan terus percaya
Bahwa namaku akan terukir indah di hatimu
Bahwa senyummu akan bertengger manis di jiwaku
Sejuta tangis serta tawa
Sejuta pertengkaran kita
Seakan menjadi kenangan yang tak akan pernah hilang
Kenangan yang akan selalu menjadi api semangatku untuk mengejar sejuta mimpi dan harapan
Telah kita pijaki panasnya gurun pasir
Telah kita arungi badai yang menerpa
Semua itu karena tawa dan tangis kita sahabat
Telah kita daki puncak gunung
Telah kita seberangi jurang yang terjal
Telah kita lalui hujan caci serta puji
Semua itu karena genggaman tangan kita sahabat
Kini
Kita telah terpisah gunung yang tinggi
Kita telah arungi lautan kehidupan yang berbeda
Kita telah pijaki bumi yang tak searah
Kini
Kau pergi mengejar mimpi dan anganmu
Aku pergi mengejar harapan dan cita-citaku
Kau pergi menjajaki langit
Aku pergi menjajaki bumi
Kini
Tak ada lagi ukiran tangis serta tawamu di hari-hariku yang kelam
Tak ada lagi eratnya genggaman tanganku di hari-harimu yang hampa
Sahabat
Meskipun kita telah memilih jalan yang berbeda
Aku akan terus percaya
Bahwa namaku akan terukir indah di hatimu
Bahwa senyummu akan bertengger manis di jiwaku
Sejuta tangis serta tawa
Sejuta pertengkaran kita
Seakan menjadi kenangan yang tak akan pernah hilang
Kenangan yang akan selalu menjadi api semangatku untuk mengejar sejuta mimpi dan harapan
Kamis, 18 Februari 2010
Izinkan Aku Sekejap Saja
Aku yang hanya sebuah botol kosong
Aku yang hanya sepercik lumpur kotor
Aku yang tidak memiliki apa-apa
Aku yang tak bisa menjadi sesuatu
Aku yang hanya bisa membuat malu
Aku yang hanya bisa menjadi segenggam sampah yang tak berarti
Aku yang hanya menjadi ampas dari kebahagiaan orang lain
Aku yang hanya bisa meminta belas kasih orang
Mengapa harus aku
Mengapa harus aku yang diminta takdir
Mungkin aku tak akan pernah bisa
Tuk membuat diriku bersinar
Aku yang bodoh tak bernyawa
Hanya bisa melihat dengan pandangan kosong
Hanya bisa menjerit penuh penyesalan
Tanpa bisa berjuang untuk mendapatkan sepercik kebanggan
Izinkanlah aku sekejap saja
Tuk membuktikan pada mereka
Bahwa aku mampu
Bahwa aku bisa
Tuk menjadi bunga yang indah
Tuk menjadi bintang yang bersinar
Tuk menjadi kebanggan ayah dan ibuku
Izinkanlah aku sekejap saja
Aku yang hanya sepercik lumpur kotor
Aku yang tidak memiliki apa-apa
Aku yang tak bisa menjadi sesuatu
Aku yang hanya bisa membuat malu
Aku yang hanya bisa menjadi segenggam sampah yang tak berarti
Aku yang hanya menjadi ampas dari kebahagiaan orang lain
Aku yang hanya bisa meminta belas kasih orang
Mengapa harus aku
Mengapa harus aku yang diminta takdir
Mungkin aku tak akan pernah bisa
Tuk membuat diriku bersinar
Aku yang bodoh tak bernyawa
Hanya bisa melihat dengan pandangan kosong
Hanya bisa menjerit penuh penyesalan
Tanpa bisa berjuang untuk mendapatkan sepercik kebanggan
Izinkanlah aku sekejap saja
Tuk membuktikan pada mereka
Bahwa aku mampu
Bahwa aku bisa
Tuk menjadi bunga yang indah
Tuk menjadi bintang yang bersinar
Tuk menjadi kebanggan ayah dan ibuku
Izinkanlah aku sekejap saja
Rabu, 17 Februari 2010
Cinta Yang Tak Terbalas
Selalu ku tebar senyum setiap detik
Selalu ku bagikan kebahagiaan setiap nafasku berhembus
Selalu ku nyanyikan senandung cinta yang merdu
Selalu ku hadapi hujan dingin darimu
Tapi semua itu tiada berguna
Aku, adalah aku
Yang sama sekali tak berarti bagimu
Yang sama sekali tak berguna bagimu
Yang sama sekali tak mengisi setitik ruangpun di hatimu
Meskipun bibirku tak pernah berbicara
Meskipun hanya mataku yang berisyarat
Meskipun hanya dalam mimpi ku genggam tanganmu
Meskipun hanya angan kosong yang ku jaga
Cinta yang tak terbalas ini
Akan ku hapus dari jiwaku
Akan ku coba tuk memendam rasa ini
Di dasar hatiku yang terdalam
Sehingga tiada lagi rasa perih
Tiada lagi rasa kecewa
Selalu ku bagikan kebahagiaan setiap nafasku berhembus
Selalu ku nyanyikan senandung cinta yang merdu
Selalu ku hadapi hujan dingin darimu
Tapi semua itu tiada berguna
Aku, adalah aku
Yang sama sekali tak berarti bagimu
Yang sama sekali tak berguna bagimu
Yang sama sekali tak mengisi setitik ruangpun di hatimu
Meskipun bibirku tak pernah berbicara
Meskipun hanya mataku yang berisyarat
Meskipun hanya dalam mimpi ku genggam tanganmu
Meskipun hanya angan kosong yang ku jaga
Cinta yang tak terbalas ini
Akan ku hapus dari jiwaku
Akan ku coba tuk memendam rasa ini
Di dasar hatiku yang terdalam
Sehingga tiada lagi rasa perih
Tiada lagi rasa kecewa
Selasa, 16 Februari 2010
Minggu, 14 Februari 2010
Rasa yang tak akan pernah terungkap
Andaikan matahari terbit dari barat
Andaikan air mengalir dari hilir ke hulu
Akankah rasa ini tak dapat kubendung lagi
Akankah rasa ini meletus mengguncang dunia
Andaikan Kutub utara mencair
Andaikan air lautan mengering
Akankah rasa ini memuncak pergi
Akankah rasa ini menguap dari hatiku
Andaikan siang tak lagi terang
Andaikan bulan tak lagi tersenyum
Akankah rasa ini sampai
Akankah rasa ini berbuah manis
Sesungguhnya
Rasa ini tak akan pernah hilang
Dan Sesungguhnya
Rasa ini tak akan pernah terungkap
Andaikan air mengalir dari hilir ke hulu
Akankah rasa ini tak dapat kubendung lagi
Akankah rasa ini meletus mengguncang dunia
Andaikan Kutub utara mencair
Andaikan air lautan mengering
Akankah rasa ini memuncak pergi
Akankah rasa ini menguap dari hatiku
Andaikan siang tak lagi terang
Andaikan bulan tak lagi tersenyum
Akankah rasa ini sampai
Akankah rasa ini berbuah manis
Sesungguhnya
Rasa ini tak akan pernah hilang
Dan Sesungguhnya
Rasa ini tak akan pernah terungkap
Puisi Sederhana untuk Ayah dan Ibu
Ibu….
Kaulah surgaku
Yang setiap detik selalu menemaniku
Yang selalu ada disaat aku butuh rasa damai
Kaulah sang surya
Yang tak pernah jenuh
Yang selalu memancarkan sinar kasih sayang
Ayah…..
Kaulah Api
Yang tak kunjung padam
Yang selalu mengobarkan semangatku disaat aku putus asa
Kaulah udara
Yang tak kunjung letih
Yang selalu menghembuskan nafas kehidupan kepadaku
Beribu untaian kata-kata indah
Seluruh air di lautan
Berjuta-juta bintang
Seakan tak pernah cukup
Untuk melukiskan
Betapa besar pengorbanan kalian untukku
Betapa besarnya kasih sayang yang telah kalian berikan untukku
Ayah Ibu…
Apalah guna diriku?
Aku hanya sebuah pisau
Yang hanya bisa menggoreskan luka di hati
Yang hanya bisa membuat perih
Aku hanya sebuah gelas kosong
Yang hanya bisa meminta untuk diberi
Yang tak bisa memberikan setetes airpun untuk kalian
Ayah, Ibu
Hanya inilah yang aku mampu berikan
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku curahkan segenap jiwa dan ragaku untuk kalian
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku ungkapkan rasa sayangku untuk kalian
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku ungkapkan rasa terimakasihku untuk kalian
Kaulah surgaku
Yang setiap detik selalu menemaniku
Yang selalu ada disaat aku butuh rasa damai
Kaulah sang surya
Yang tak pernah jenuh
Yang selalu memancarkan sinar kasih sayang
Ayah…..
Kaulah Api
Yang tak kunjung padam
Yang selalu mengobarkan semangatku disaat aku putus asa
Kaulah udara
Yang tak kunjung letih
Yang selalu menghembuskan nafas kehidupan kepadaku
Beribu untaian kata-kata indah
Seluruh air di lautan
Berjuta-juta bintang
Seakan tak pernah cukup
Untuk melukiskan
Betapa besar pengorbanan kalian untukku
Betapa besarnya kasih sayang yang telah kalian berikan untukku
Ayah Ibu…
Apalah guna diriku?
Aku hanya sebuah pisau
Yang hanya bisa menggoreskan luka di hati
Yang hanya bisa membuat perih
Aku hanya sebuah gelas kosong
Yang hanya bisa meminta untuk diberi
Yang tak bisa memberikan setetes airpun untuk kalian
Ayah, Ibu
Hanya inilah yang aku mampu berikan
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku curahkan segenap jiwa dan ragaku untuk kalian
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku ungkapkan rasa sayangku untuk kalian
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku ungkapkan rasa terimakasihku untuk kalian
Jumat, 12 Februari 2010
Hujan Tangis Di Zamrud Khatulistiwa
Duhai zamrud khatulistiwa
Pijakan ini baru saja berguncang
Membuat beberapa sudut darimu
Penuh tangis kesedihan
Duhai zamrud khatulistiwa
Hujan tangis ini kan terus turun
Membasahi padang haru
Yang tak akan kunjung kering
Duhai zamrud khatulistiwa
Jangan sampai hujan tangis kembali turun
Mendekatlah kepada yang maha kuasa
Bermunajatlah dengan penuh harapan
Duhai zamrud khatulistiwa
Lapangkanlah sudut hatimu
Bangkitlah dari keterpurukan
Bangunlah kembali jiwa dan ragamu
Pijakan ini baru saja berguncang
Membuat beberapa sudut darimu
Penuh tangis kesedihan
Duhai zamrud khatulistiwa
Hujan tangis ini kan terus turun
Membasahi padang haru
Yang tak akan kunjung kering
Duhai zamrud khatulistiwa
Jangan sampai hujan tangis kembali turun
Mendekatlah kepada yang maha kuasa
Bermunajatlah dengan penuh harapan
Duhai zamrud khatulistiwa
Lapangkanlah sudut hatimu
Bangkitlah dari keterpurukan
Bangunlah kembali jiwa dan ragamu
Ruang Hampa
Hati yang putih kosong tak bernoda
Hanya rasa yang tak tergambar
Hanya ada rasa sepi
Hanya ada rasa sendiri
Jiwa yang polos lugu
Hanya dilema yang tercipta
Hanya rasa tak ingin disini
Hanya rasa ingin pergi
Kemanakah perginya?
Warna-warni perasaan
Yang indah menghiasi hati putih
Kemanakah perginya?
Semua keramaian itu
Yang selalu menemani jiwa yang polos lugu
Lalu kucari…
Ke setiap penjuru tempat
Ternyata semua itu melebur
Ternyata semua itu meresap
Hingga tak terlihat
Tenggelam di RUANG HAMPA
Hanya rasa yang tak tergambar
Hanya ada rasa sepi
Hanya ada rasa sendiri
Jiwa yang polos lugu
Hanya dilema yang tercipta
Hanya rasa tak ingin disini
Hanya rasa ingin pergi
Kemanakah perginya?
Warna-warni perasaan
Yang indah menghiasi hati putih
Kemanakah perginya?
Semua keramaian itu
Yang selalu menemani jiwa yang polos lugu
Lalu kucari…
Ke setiap penjuru tempat
Ternyata semua itu melebur
Ternyata semua itu meresap
Hingga tak terlihat
Tenggelam di RUANG HAMPA
Langganan:
Postingan (Atom)
Selasa, 01 Juni 2010
SALAH
Akulah manusia tiada guna
Yang tak pernah bisa membuatmu tersenyum
Akulah manusia bodoh
Yang selalu membuatmu marah
Akulah manusia hina
Yang selalu salah di hadapanmu
Akulah manusia tak berotak
Yang hanya bisa membuatmu menangis
Kini aku sadari
Sesungguhnya aku tak pantas untukmu
Kini aku mengerti
Betapa sialnya dirimu mendapatkan diriku
Tapi ku harap engkau mengerti
Aku memang manusia yang penuh kesalahan
Tapi mengapa kau tak pernah sedikitpun menghargaiku
Aku memang hanya segenggam sampah dimatamu
Akhirnya aku sadari aku memang manusia dengan sejuta kesalahan
Yang tak pernah bisa membuatmu tersenyum
Akulah manusia bodoh
Yang selalu membuatmu marah
Akulah manusia hina
Yang selalu salah di hadapanmu
Akulah manusia tak berotak
Yang hanya bisa membuatmu menangis
Kini aku sadari
Sesungguhnya aku tak pantas untukmu
Kini aku mengerti
Betapa sialnya dirimu mendapatkan diriku
Tapi ku harap engkau mengerti
Aku memang manusia yang penuh kesalahan
Tapi mengapa kau tak pernah sedikitpun menghargaiku
Aku memang hanya segenggam sampah dimatamu
Akhirnya aku sadari aku memang manusia dengan sejuta kesalahan
IBU INI ANAKMU
Wahai ibu
Di depanmu aku cium kakimu
Di belakangmu aku kagumi engkau
Di sampingmu ku peluk erat engkau
Ibu ini anakmu
Yang selalu membuatmu menangis
Dengan sejuta kesalahan
Yang telah menyayat hatimu
Ibu ini anakmu
Yang selalu menjadi duri
Yang bersemayam di hatimu
Hingga hatimu hancur dan terluka
Dan darah tumpah dari matamu yang indah
Ibu ini anakmu
Yang tiada berguna
Hanya luka yang mampu kugoreskan
Walau pengorbananmu untukku telah menimbun lautan
Tapi kebanggaan tak pernah kusembahkan
Ibu ini anakmu
Yang bersujud di hadapanmu
Menangisi kemarahanmu dengan penuh penyesalan
Ibu ini anakmu
Dengan sejuta maaf yang menggema
Aku mengemis maafmu ibu
Maafkanlah aku
Di depanmu aku cium kakimu
Di belakangmu aku kagumi engkau
Di sampingmu ku peluk erat engkau
Ibu ini anakmu
Yang selalu membuatmu menangis
Dengan sejuta kesalahan
Yang telah menyayat hatimu
Ibu ini anakmu
Yang selalu menjadi duri
Yang bersemayam di hatimu
Hingga hatimu hancur dan terluka
Dan darah tumpah dari matamu yang indah
Ibu ini anakmu
Yang tiada berguna
Hanya luka yang mampu kugoreskan
Walau pengorbananmu untukku telah menimbun lautan
Tapi kebanggaan tak pernah kusembahkan
Ibu ini anakmu
Yang bersujud di hadapanmu
Menangisi kemarahanmu dengan penuh penyesalan
Ibu ini anakmu
Dengan sejuta maaf yang menggema
Aku mengemis maafmu ibu
Maafkanlah aku
Minggu, 28 Februari 2010
Senandung Cinta
Ku mencintaimu di tengah gelap dan sunyinya malam
Tak ada kehangatan sinar kasih sayang yang terpancar dari matamu
Tak nampak setitikpun bintang yang menuntunku untuk menggapaimu
Tak ada secercah cahaya rembulan yang menerangi gelapnya hatimu
Ku mengagumimu di tengah terik dan panasnya siang
Tak ada sedikitpun semilir angin yang menyejukkan hatiku
Tak nampak setetespun air yang menyegarkan kalbuku tentangmu
Tak ada secercah sinar harapan pun yang dipancarkan sang surya
Ku menyayangimu di tengah dinginnya hujan
Suara petir yang menggelegar seakan pertanda bahwa ku tak akan pernah tenang disisimu
Beribu tetesan air yang mengikis hatiku seakan tak pernah berhenti membuatku perih
Gelapnya langit seakan menggambarkan hatimu yang selalu kelam untukku
Walaupun gelapnya malam
Aku kan selalu menyinarimu dengan pancaran cahaya cinta
Walaupun teriknya siang
Aku kan selalu menghembuskan pujianku padamu
Walaupun dinginnya hujan
Aku kan selalu menghangatkanmu dengan sinar kasih sayang
Sahabat
Telah kita arungi ketujuh samudera
Telah kita pijaki panasnya gurun pasir
Telah kita arungi badai yang menerpa
Semua itu karena tawa dan tangis kita sahabat
Telah kita daki puncak gunung
Telah kita seberangi jurang yang terjal
Telah kita lalui hujan caci serta puji
Semua itu karena genggaman tangan kita sahabat
Kini
Kita telah terpisah gunung yang tinggi
Kita telah arungi lautan kehidupan yang berbeda
Kita telah pijaki bumi yang tak searah
Kini
Kau pergi mengejar mimpi dan anganmu
Aku pergi mengejar harapan dan cita-citaku
Kau pergi menjajaki langit
Aku pergi menjajaki bumi
Kini
Tak ada lagi ukiran tangis serta tawamu di hari-hariku yang kelam
Tak ada lagi eratnya genggaman tanganku di hari-harimu yang hampa
Sahabat
Meskipun kita telah memilih jalan yang berbeda
Aku akan terus percaya
Bahwa namaku akan terukir indah di hatimu
Bahwa senyummu akan bertengger manis di jiwaku
Sejuta tangis serta tawa
Sejuta pertengkaran kita
Seakan menjadi kenangan yang tak akan pernah hilang
Kenangan yang akan selalu menjadi api semangatku untuk mengejar sejuta mimpi dan harapan
Telah kita pijaki panasnya gurun pasir
Telah kita arungi badai yang menerpa
Semua itu karena tawa dan tangis kita sahabat
Telah kita daki puncak gunung
Telah kita seberangi jurang yang terjal
Telah kita lalui hujan caci serta puji
Semua itu karena genggaman tangan kita sahabat
Kini
Kita telah terpisah gunung yang tinggi
Kita telah arungi lautan kehidupan yang berbeda
Kita telah pijaki bumi yang tak searah
Kini
Kau pergi mengejar mimpi dan anganmu
Aku pergi mengejar harapan dan cita-citaku
Kau pergi menjajaki langit
Aku pergi menjajaki bumi
Kini
Tak ada lagi ukiran tangis serta tawamu di hari-hariku yang kelam
Tak ada lagi eratnya genggaman tanganku di hari-harimu yang hampa
Sahabat
Meskipun kita telah memilih jalan yang berbeda
Aku akan terus percaya
Bahwa namaku akan terukir indah di hatimu
Bahwa senyummu akan bertengger manis di jiwaku
Sejuta tangis serta tawa
Sejuta pertengkaran kita
Seakan menjadi kenangan yang tak akan pernah hilang
Kenangan yang akan selalu menjadi api semangatku untuk mengejar sejuta mimpi dan harapan
Kamis, 18 Februari 2010
Izinkan Aku Sekejap Saja
Aku yang hanya sebuah botol kosong
Aku yang hanya sepercik lumpur kotor
Aku yang tidak memiliki apa-apa
Aku yang tak bisa menjadi sesuatu
Aku yang hanya bisa membuat malu
Aku yang hanya bisa menjadi segenggam sampah yang tak berarti
Aku yang hanya menjadi ampas dari kebahagiaan orang lain
Aku yang hanya bisa meminta belas kasih orang
Mengapa harus aku
Mengapa harus aku yang diminta takdir
Mungkin aku tak akan pernah bisa
Tuk membuat diriku bersinar
Aku yang bodoh tak bernyawa
Hanya bisa melihat dengan pandangan kosong
Hanya bisa menjerit penuh penyesalan
Tanpa bisa berjuang untuk mendapatkan sepercik kebanggan
Izinkanlah aku sekejap saja
Tuk membuktikan pada mereka
Bahwa aku mampu
Bahwa aku bisa
Tuk menjadi bunga yang indah
Tuk menjadi bintang yang bersinar
Tuk menjadi kebanggan ayah dan ibuku
Izinkanlah aku sekejap saja
Aku yang hanya sepercik lumpur kotor
Aku yang tidak memiliki apa-apa
Aku yang tak bisa menjadi sesuatu
Aku yang hanya bisa membuat malu
Aku yang hanya bisa menjadi segenggam sampah yang tak berarti
Aku yang hanya menjadi ampas dari kebahagiaan orang lain
Aku yang hanya bisa meminta belas kasih orang
Mengapa harus aku
Mengapa harus aku yang diminta takdir
Mungkin aku tak akan pernah bisa
Tuk membuat diriku bersinar
Aku yang bodoh tak bernyawa
Hanya bisa melihat dengan pandangan kosong
Hanya bisa menjerit penuh penyesalan
Tanpa bisa berjuang untuk mendapatkan sepercik kebanggan
Izinkanlah aku sekejap saja
Tuk membuktikan pada mereka
Bahwa aku mampu
Bahwa aku bisa
Tuk menjadi bunga yang indah
Tuk menjadi bintang yang bersinar
Tuk menjadi kebanggan ayah dan ibuku
Izinkanlah aku sekejap saja
Rabu, 17 Februari 2010
Cinta Yang Tak Terbalas
Selalu ku tebar senyum setiap detik
Selalu ku bagikan kebahagiaan setiap nafasku berhembus
Selalu ku nyanyikan senandung cinta yang merdu
Selalu ku hadapi hujan dingin darimu
Tapi semua itu tiada berguna
Aku, adalah aku
Yang sama sekali tak berarti bagimu
Yang sama sekali tak berguna bagimu
Yang sama sekali tak mengisi setitik ruangpun di hatimu
Meskipun bibirku tak pernah berbicara
Meskipun hanya mataku yang berisyarat
Meskipun hanya dalam mimpi ku genggam tanganmu
Meskipun hanya angan kosong yang ku jaga
Cinta yang tak terbalas ini
Akan ku hapus dari jiwaku
Akan ku coba tuk memendam rasa ini
Di dasar hatiku yang terdalam
Sehingga tiada lagi rasa perih
Tiada lagi rasa kecewa
Selalu ku bagikan kebahagiaan setiap nafasku berhembus
Selalu ku nyanyikan senandung cinta yang merdu
Selalu ku hadapi hujan dingin darimu
Tapi semua itu tiada berguna
Aku, adalah aku
Yang sama sekali tak berarti bagimu
Yang sama sekali tak berguna bagimu
Yang sama sekali tak mengisi setitik ruangpun di hatimu
Meskipun bibirku tak pernah berbicara
Meskipun hanya mataku yang berisyarat
Meskipun hanya dalam mimpi ku genggam tanganmu
Meskipun hanya angan kosong yang ku jaga
Cinta yang tak terbalas ini
Akan ku hapus dari jiwaku
Akan ku coba tuk memendam rasa ini
Di dasar hatiku yang terdalam
Sehingga tiada lagi rasa perih
Tiada lagi rasa kecewa
Selasa, 16 Februari 2010
Minggu, 14 Februari 2010
Rasa yang tak akan pernah terungkap
Andaikan matahari terbit dari barat
Andaikan air mengalir dari hilir ke hulu
Akankah rasa ini tak dapat kubendung lagi
Akankah rasa ini meletus mengguncang dunia
Andaikan Kutub utara mencair
Andaikan air lautan mengering
Akankah rasa ini memuncak pergi
Akankah rasa ini menguap dari hatiku
Andaikan siang tak lagi terang
Andaikan bulan tak lagi tersenyum
Akankah rasa ini sampai
Akankah rasa ini berbuah manis
Sesungguhnya
Rasa ini tak akan pernah hilang
Dan Sesungguhnya
Rasa ini tak akan pernah terungkap
Andaikan air mengalir dari hilir ke hulu
Akankah rasa ini tak dapat kubendung lagi
Akankah rasa ini meletus mengguncang dunia
Andaikan Kutub utara mencair
Andaikan air lautan mengering
Akankah rasa ini memuncak pergi
Akankah rasa ini menguap dari hatiku
Andaikan siang tak lagi terang
Andaikan bulan tak lagi tersenyum
Akankah rasa ini sampai
Akankah rasa ini berbuah manis
Sesungguhnya
Rasa ini tak akan pernah hilang
Dan Sesungguhnya
Rasa ini tak akan pernah terungkap
Puisi Sederhana untuk Ayah dan Ibu
Ibu….
Kaulah surgaku
Yang setiap detik selalu menemaniku
Yang selalu ada disaat aku butuh rasa damai
Kaulah sang surya
Yang tak pernah jenuh
Yang selalu memancarkan sinar kasih sayang
Ayah…..
Kaulah Api
Yang tak kunjung padam
Yang selalu mengobarkan semangatku disaat aku putus asa
Kaulah udara
Yang tak kunjung letih
Yang selalu menghembuskan nafas kehidupan kepadaku
Beribu untaian kata-kata indah
Seluruh air di lautan
Berjuta-juta bintang
Seakan tak pernah cukup
Untuk melukiskan
Betapa besar pengorbanan kalian untukku
Betapa besarnya kasih sayang yang telah kalian berikan untukku
Ayah Ibu…
Apalah guna diriku?
Aku hanya sebuah pisau
Yang hanya bisa menggoreskan luka di hati
Yang hanya bisa membuat perih
Aku hanya sebuah gelas kosong
Yang hanya bisa meminta untuk diberi
Yang tak bisa memberikan setetes airpun untuk kalian
Ayah, Ibu
Hanya inilah yang aku mampu berikan
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku curahkan segenap jiwa dan ragaku untuk kalian
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku ungkapkan rasa sayangku untuk kalian
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku ungkapkan rasa terimakasihku untuk kalian
Kaulah surgaku
Yang setiap detik selalu menemaniku
Yang selalu ada disaat aku butuh rasa damai
Kaulah sang surya
Yang tak pernah jenuh
Yang selalu memancarkan sinar kasih sayang
Ayah…..
Kaulah Api
Yang tak kunjung padam
Yang selalu mengobarkan semangatku disaat aku putus asa
Kaulah udara
Yang tak kunjung letih
Yang selalu menghembuskan nafas kehidupan kepadaku
Beribu untaian kata-kata indah
Seluruh air di lautan
Berjuta-juta bintang
Seakan tak pernah cukup
Untuk melukiskan
Betapa besar pengorbanan kalian untukku
Betapa besarnya kasih sayang yang telah kalian berikan untukku
Ayah Ibu…
Apalah guna diriku?
Aku hanya sebuah pisau
Yang hanya bisa menggoreskan luka di hati
Yang hanya bisa membuat perih
Aku hanya sebuah gelas kosong
Yang hanya bisa meminta untuk diberi
Yang tak bisa memberikan setetes airpun untuk kalian
Ayah, Ibu
Hanya inilah yang aku mampu berikan
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku curahkan segenap jiwa dan ragaku untuk kalian
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku ungkapkan rasa sayangku untuk kalian
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku ungkapkan rasa terimakasihku untuk kalian
Jumat, 12 Februari 2010
Hujan Tangis Di Zamrud Khatulistiwa
Duhai zamrud khatulistiwa
Pijakan ini baru saja berguncang
Membuat beberapa sudut darimu
Penuh tangis kesedihan
Duhai zamrud khatulistiwa
Hujan tangis ini kan terus turun
Membasahi padang haru
Yang tak akan kunjung kering
Duhai zamrud khatulistiwa
Jangan sampai hujan tangis kembali turun
Mendekatlah kepada yang maha kuasa
Bermunajatlah dengan penuh harapan
Duhai zamrud khatulistiwa
Lapangkanlah sudut hatimu
Bangkitlah dari keterpurukan
Bangunlah kembali jiwa dan ragamu
Pijakan ini baru saja berguncang
Membuat beberapa sudut darimu
Penuh tangis kesedihan
Duhai zamrud khatulistiwa
Hujan tangis ini kan terus turun
Membasahi padang haru
Yang tak akan kunjung kering
Duhai zamrud khatulistiwa
Jangan sampai hujan tangis kembali turun
Mendekatlah kepada yang maha kuasa
Bermunajatlah dengan penuh harapan
Duhai zamrud khatulistiwa
Lapangkanlah sudut hatimu
Bangkitlah dari keterpurukan
Bangunlah kembali jiwa dan ragamu
Ruang Hampa
Hati yang putih kosong tak bernoda
Hanya rasa yang tak tergambar
Hanya ada rasa sepi
Hanya ada rasa sendiri
Jiwa yang polos lugu
Hanya dilema yang tercipta
Hanya rasa tak ingin disini
Hanya rasa ingin pergi
Kemanakah perginya?
Warna-warni perasaan
Yang indah menghiasi hati putih
Kemanakah perginya?
Semua keramaian itu
Yang selalu menemani jiwa yang polos lugu
Lalu kucari…
Ke setiap penjuru tempat
Ternyata semua itu melebur
Ternyata semua itu meresap
Hingga tak terlihat
Tenggelam di RUANG HAMPA
Hanya rasa yang tak tergambar
Hanya ada rasa sepi
Hanya ada rasa sendiri
Jiwa yang polos lugu
Hanya dilema yang tercipta
Hanya rasa tak ingin disini
Hanya rasa ingin pergi
Kemanakah perginya?
Warna-warni perasaan
Yang indah menghiasi hati putih
Kemanakah perginya?
Semua keramaian itu
Yang selalu menemani jiwa yang polos lugu
Lalu kucari…
Ke setiap penjuru tempat
Ternyata semua itu melebur
Ternyata semua itu meresap
Hingga tak terlihat
Tenggelam di RUANG HAMPA
Langganan:
Postingan (Atom)