Pages

topbella

Minggu, 28 Februari 2010

Senandung Cinta



Ku mencintaimu di tengah gelap dan sunyinya malam
Tak ada kehangatan sinar kasih sayang yang terpancar dari matamu
Tak nampak setitikpun bintang yang menuntunku untuk menggapaimu
Tak ada secercah cahaya rembulan yang menerangi gelapnya hatimu

Ku mengagumimu di tengah terik dan panasnya siang
Tak ada sedikitpun semilir angin yang menyejukkan hatiku
Tak nampak setetespun air yang menyegarkan kalbuku tentangmu
Tak ada secercah sinar harapan pun yang dipancarkan sang surya

Ku menyayangimu di tengah dinginnya hujan
Suara petir yang menggelegar seakan pertanda bahwa ku tak akan pernah tenang disisimu
Beribu tetesan air yang mengikis hatiku seakan tak pernah berhenti membuatku perih
Gelapnya langit seakan menggambarkan hatimu yang selalu kelam untukku

Walaupun gelapnya malam
Aku kan selalu menyinarimu dengan pancaran cahaya cinta
Walaupun teriknya siang
Aku kan selalu menghembuskan pujianku padamu
Walaupun dinginnya hujan
Aku kan selalu menghangatkanmu dengan sinar kasih sayang

Sahabat

Telah kita arungi ketujuh samudera
Telah kita pijaki panasnya gurun pasir
Telah kita arungi badai yang menerpa
Semua itu karena tawa dan tangis kita sahabat

Telah kita daki puncak gunung
Telah kita seberangi jurang yang terjal
Telah kita lalui hujan caci serta puji
Semua itu karena genggaman tangan kita sahabat

Kini
Kita telah terpisah gunung yang tinggi
Kita telah arungi lautan kehidupan yang berbeda
Kita telah pijaki bumi yang tak searah

Kini
Kau pergi mengejar mimpi dan anganmu
Aku pergi mengejar harapan dan cita-citaku
Kau pergi menjajaki langit
Aku pergi menjajaki bumi



Kini
Tak ada lagi ukiran tangis serta tawamu di hari-hariku yang kelam
Tak ada lagi eratnya genggaman tanganku di hari-harimu yang hampa

Sahabat
Meskipun kita telah memilih jalan yang berbeda
Aku akan terus percaya
Bahwa namaku akan terukir indah di hatimu
Bahwa senyummu akan bertengger manis di jiwaku

Sejuta tangis serta tawa
Sejuta pertengkaran kita
Seakan menjadi kenangan yang tak akan pernah hilang
Kenangan yang akan selalu menjadi api semangatku untuk mengejar sejuta mimpi dan harapan

Kamis, 18 Februari 2010

Izinkan Aku Sekejap Saja

Aku yang hanya sebuah botol kosong
Aku yang hanya sepercik lumpur kotor
Aku yang tidak memiliki apa-apa
Aku yang tak bisa menjadi sesuatu

Aku yang hanya bisa membuat malu
Aku yang hanya bisa menjadi segenggam sampah yang tak berarti
Aku yang hanya menjadi ampas dari kebahagiaan orang lain
Aku yang hanya bisa meminta belas kasih orang

Mengapa harus aku
Mengapa harus aku yang diminta takdir
Mungkin aku tak akan pernah bisa
Tuk membuat diriku bersinar

Aku yang bodoh tak bernyawa
Hanya bisa melihat dengan pandangan kosong
Hanya bisa menjerit penuh penyesalan
Tanpa bisa berjuang untuk mendapatkan sepercik kebanggan

Izinkanlah aku sekejap saja
Tuk membuktikan pada mereka
Bahwa aku mampu
Bahwa aku bisa

Tuk menjadi bunga yang indah
Tuk menjadi bintang yang bersinar
Tuk menjadi kebanggan ayah dan ibuku
Izinkanlah aku sekejap saja

Rabu, 17 Februari 2010

Cinta Yang Tak Terbalas

Selalu ku tebar senyum setiap detik
Selalu ku bagikan kebahagiaan setiap nafasku berhembus
Selalu ku nyanyikan senandung cinta yang merdu
Selalu ku hadapi hujan dingin darimu

Tapi semua itu tiada berguna
Aku, adalah aku
Yang sama sekali tak berarti bagimu
Yang sama sekali tak berguna bagimu
Yang sama sekali tak mengisi setitik ruangpun di hatimu

Meskipun bibirku tak pernah berbicara
Meskipun hanya mataku yang berisyarat
Meskipun hanya dalam mimpi ku genggam tanganmu
Meskipun hanya angan kosong yang ku jaga

Cinta yang tak terbalas ini
Akan ku hapus dari jiwaku
Akan ku coba tuk memendam rasa ini
Di dasar hatiku yang terdalam
Sehingga tiada lagi rasa perih
Tiada lagi rasa kecewa

Selasa, 16 Februari 2010

Flower Girl

Minggu, 14 Februari 2010

Rasa yang tak akan pernah terungkap

Andaikan matahari terbit dari barat
Andaikan air mengalir dari hilir ke hulu
Akankah rasa ini tak dapat kubendung lagi
Akankah rasa ini meletus mengguncang dunia

Andaikan Kutub utara mencair
Andaikan air lautan mengering
Akankah rasa ini memuncak pergi
Akankah rasa ini menguap dari hatiku

Andaikan siang tak lagi terang
Andaikan bulan tak lagi tersenyum
Akankah rasa ini sampai
Akankah rasa ini berbuah manis

Sesungguhnya
Rasa ini tak akan pernah hilang

Dan Sesungguhnya
Rasa ini tak akan pernah terungkap

Logo SMAN 1 Karawang

Puisi Sederhana untuk Ayah dan Ibu

Ibu….
Kaulah surgaku
Yang setiap detik selalu menemaniku
Yang selalu ada disaat aku butuh rasa damai
Kaulah sang surya
Yang tak pernah jenuh
Yang selalu memancarkan sinar kasih sayang

Ayah…..
Kaulah Api
Yang tak kunjung padam
Yang selalu mengobarkan semangatku disaat aku putus asa
Kaulah udara
Yang tak kunjung letih
Yang selalu menghembuskan nafas kehidupan kepadaku


Beribu untaian kata-kata indah
Seluruh air di lautan
Berjuta-juta bintang
Seakan tak pernah cukup
Untuk melukiskan
Betapa besar pengorbanan kalian untukku
Betapa besarnya kasih sayang yang telah kalian berikan untukku

Ayah Ibu…
Apalah guna diriku?
Aku hanya sebuah pisau
Yang hanya bisa menggoreskan luka di hati
Yang hanya bisa membuat perih
Aku hanya sebuah gelas kosong
Yang hanya bisa meminta untuk diberi
Yang tak bisa memberikan setetes airpun untuk kalian


Ayah, Ibu
Hanya inilah yang aku mampu berikan
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku curahkan segenap jiwa dan ragaku untuk kalian
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku ungkapkan rasa sayangku untuk kalian
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku ungkapkan rasa terimakasihku untuk kalian

Jumat, 12 Februari 2010

Hujan Tangis Di Zamrud Khatulistiwa

Duhai zamrud khatulistiwa
Pijakan ini baru saja berguncang
Membuat beberapa sudut darimu
Penuh tangis kesedihan
Duhai zamrud khatulistiwa
Hujan tangis ini kan terus turun
Membasahi padang haru
Yang tak akan kunjung kering

Duhai zamrud khatulistiwa
Jangan sampai hujan tangis kembali turun
Mendekatlah kepada yang maha kuasa
Bermunajatlah dengan penuh harapan

Duhai zamrud khatulistiwa
Lapangkanlah sudut hatimu
Bangkitlah dari keterpurukan
Bangunlah kembali jiwa dan ragamu

Ruang Hampa

Hati yang putih kosong tak bernoda
Hanya rasa yang tak tergambar
Hanya ada rasa sepi
Hanya ada rasa sendiri

Jiwa yang polos lugu
Hanya dilema yang tercipta
Hanya rasa tak ingin disini
Hanya rasa ingin pergi


Kemanakah perginya?
Warna-warni perasaan
Yang indah menghiasi hati putih

Kemanakah perginya?
Semua keramaian itu
Yang selalu menemani jiwa yang polos lugu

Lalu kucari…
Ke setiap penjuru tempat
Ternyata semua itu melebur
Ternyata semua itu meresap
Hingga tak terlihat

Tenggelam di RUANG HAMPA

Minggu, 28 Februari 2010

Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 21.08 0 komentar

Senandung Cinta

Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 17.11 0 komentar


Ku mencintaimu di tengah gelap dan sunyinya malam
Tak ada kehangatan sinar kasih sayang yang terpancar dari matamu
Tak nampak setitikpun bintang yang menuntunku untuk menggapaimu
Tak ada secercah cahaya rembulan yang menerangi gelapnya hatimu

Ku mengagumimu di tengah terik dan panasnya siang
Tak ada sedikitpun semilir angin yang menyejukkan hatiku
Tak nampak setetespun air yang menyegarkan kalbuku tentangmu
Tak ada secercah sinar harapan pun yang dipancarkan sang surya

Ku menyayangimu di tengah dinginnya hujan
Suara petir yang menggelegar seakan pertanda bahwa ku tak akan pernah tenang disisimu
Beribu tetesan air yang mengikis hatiku seakan tak pernah berhenti membuatku perih
Gelapnya langit seakan menggambarkan hatimu yang selalu kelam untukku

Walaupun gelapnya malam
Aku kan selalu menyinarimu dengan pancaran cahaya cinta
Walaupun teriknya siang
Aku kan selalu menghembuskan pujianku padamu
Walaupun dinginnya hujan
Aku kan selalu menghangatkanmu dengan sinar kasih sayang

Sahabat

Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 17.11 0 komentar
Telah kita arungi ketujuh samudera
Telah kita pijaki panasnya gurun pasir
Telah kita arungi badai yang menerpa
Semua itu karena tawa dan tangis kita sahabat

Telah kita daki puncak gunung
Telah kita seberangi jurang yang terjal
Telah kita lalui hujan caci serta puji
Semua itu karena genggaman tangan kita sahabat

Kini
Kita telah terpisah gunung yang tinggi
Kita telah arungi lautan kehidupan yang berbeda
Kita telah pijaki bumi yang tak searah

Kini
Kau pergi mengejar mimpi dan anganmu
Aku pergi mengejar harapan dan cita-citaku
Kau pergi menjajaki langit
Aku pergi menjajaki bumi



Kini
Tak ada lagi ukiran tangis serta tawamu di hari-hariku yang kelam
Tak ada lagi eratnya genggaman tanganku di hari-harimu yang hampa

Sahabat
Meskipun kita telah memilih jalan yang berbeda
Aku akan terus percaya
Bahwa namaku akan terukir indah di hatimu
Bahwa senyummu akan bertengger manis di jiwaku

Sejuta tangis serta tawa
Sejuta pertengkaran kita
Seakan menjadi kenangan yang tak akan pernah hilang
Kenangan yang akan selalu menjadi api semangatku untuk mengejar sejuta mimpi dan harapan

Kamis, 18 Februari 2010

Izinkan Aku Sekejap Saja

Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 17.16 1 komentar
Aku yang hanya sebuah botol kosong
Aku yang hanya sepercik lumpur kotor
Aku yang tidak memiliki apa-apa
Aku yang tak bisa menjadi sesuatu

Aku yang hanya bisa membuat malu
Aku yang hanya bisa menjadi segenggam sampah yang tak berarti
Aku yang hanya menjadi ampas dari kebahagiaan orang lain
Aku yang hanya bisa meminta belas kasih orang

Mengapa harus aku
Mengapa harus aku yang diminta takdir
Mungkin aku tak akan pernah bisa
Tuk membuat diriku bersinar

Aku yang bodoh tak bernyawa
Hanya bisa melihat dengan pandangan kosong
Hanya bisa menjerit penuh penyesalan
Tanpa bisa berjuang untuk mendapatkan sepercik kebanggan

Izinkanlah aku sekejap saja
Tuk membuktikan pada mereka
Bahwa aku mampu
Bahwa aku bisa

Tuk menjadi bunga yang indah
Tuk menjadi bintang yang bersinar
Tuk menjadi kebanggan ayah dan ibuku
Izinkanlah aku sekejap saja

Rabu, 17 Februari 2010

Cinta Yang Tak Terbalas

Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 20.56 0 komentar
Selalu ku tebar senyum setiap detik
Selalu ku bagikan kebahagiaan setiap nafasku berhembus
Selalu ku nyanyikan senandung cinta yang merdu
Selalu ku hadapi hujan dingin darimu

Tapi semua itu tiada berguna
Aku, adalah aku
Yang sama sekali tak berarti bagimu
Yang sama sekali tak berguna bagimu
Yang sama sekali tak mengisi setitik ruangpun di hatimu

Meskipun bibirku tak pernah berbicara
Meskipun hanya mataku yang berisyarat
Meskipun hanya dalam mimpi ku genggam tanganmu
Meskipun hanya angan kosong yang ku jaga

Cinta yang tak terbalas ini
Akan ku hapus dari jiwaku
Akan ku coba tuk memendam rasa ini
Di dasar hatiku yang terdalam
Sehingga tiada lagi rasa perih
Tiada lagi rasa kecewa

Selasa, 16 Februari 2010

Flower Girl

Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 21.53 0 komentar

Minggu, 14 Februari 2010

Rasa yang tak akan pernah terungkap

Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 18.55 2 komentar
Andaikan matahari terbit dari barat
Andaikan air mengalir dari hilir ke hulu
Akankah rasa ini tak dapat kubendung lagi
Akankah rasa ini meletus mengguncang dunia

Andaikan Kutub utara mencair
Andaikan air lautan mengering
Akankah rasa ini memuncak pergi
Akankah rasa ini menguap dari hatiku

Andaikan siang tak lagi terang
Andaikan bulan tak lagi tersenyum
Akankah rasa ini sampai
Akankah rasa ini berbuah manis

Sesungguhnya
Rasa ini tak akan pernah hilang

Dan Sesungguhnya
Rasa ini tak akan pernah terungkap
Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 18.30 0 komentar

Logo SMAN 1 Karawang

Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 18.03 0 komentar

Puisi Sederhana untuk Ayah dan Ibu

Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 17.57 0 komentar
Ibu….
Kaulah surgaku
Yang setiap detik selalu menemaniku
Yang selalu ada disaat aku butuh rasa damai
Kaulah sang surya
Yang tak pernah jenuh
Yang selalu memancarkan sinar kasih sayang

Ayah…..
Kaulah Api
Yang tak kunjung padam
Yang selalu mengobarkan semangatku disaat aku putus asa
Kaulah udara
Yang tak kunjung letih
Yang selalu menghembuskan nafas kehidupan kepadaku


Beribu untaian kata-kata indah
Seluruh air di lautan
Berjuta-juta bintang
Seakan tak pernah cukup
Untuk melukiskan
Betapa besar pengorbanan kalian untukku
Betapa besarnya kasih sayang yang telah kalian berikan untukku

Ayah Ibu…
Apalah guna diriku?
Aku hanya sebuah pisau
Yang hanya bisa menggoreskan luka di hati
Yang hanya bisa membuat perih
Aku hanya sebuah gelas kosong
Yang hanya bisa meminta untuk diberi
Yang tak bisa memberikan setetes airpun untuk kalian


Ayah, Ibu
Hanya inilah yang aku mampu berikan
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku curahkan segenap jiwa dan ragaku untuk kalian
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku ungkapkan rasa sayangku untuk kalian
Hanya dengan puisi sederhana ini
Aku ungkapkan rasa terimakasihku untuk kalian

Jumat, 12 Februari 2010

Hujan Tangis Di Zamrud Khatulistiwa

Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 19.24 0 komentar
Duhai zamrud khatulistiwa
Pijakan ini baru saja berguncang
Membuat beberapa sudut darimu
Penuh tangis kesedihan
Duhai zamrud khatulistiwa
Hujan tangis ini kan terus turun
Membasahi padang haru
Yang tak akan kunjung kering

Duhai zamrud khatulistiwa
Jangan sampai hujan tangis kembali turun
Mendekatlah kepada yang maha kuasa
Bermunajatlah dengan penuh harapan

Duhai zamrud khatulistiwa
Lapangkanlah sudut hatimu
Bangkitlah dari keterpurukan
Bangunlah kembali jiwa dan ragamu
Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 18.44 0 komentar

Ruang Hampa

Diposting oleh Mutia Yulita Amarilis di 18.35 0 komentar
Hati yang putih kosong tak bernoda
Hanya rasa yang tak tergambar
Hanya ada rasa sepi
Hanya ada rasa sendiri

Jiwa yang polos lugu
Hanya dilema yang tercipta
Hanya rasa tak ingin disini
Hanya rasa ingin pergi


Kemanakah perginya?
Warna-warni perasaan
Yang indah menghiasi hati putih

Kemanakah perginya?
Semua keramaian itu
Yang selalu menemani jiwa yang polos lugu

Lalu kucari…
Ke setiap penjuru tempat
Ternyata semua itu melebur
Ternyata semua itu meresap
Hingga tak terlihat

Tenggelam di RUANG HAMPA

About Me

Foto saya
Karawang, Jawa Barat, Indonesia
hi,,,, I'm Mutia Yulita Amarilis My hobby is writting Now i'm school in SMAN 1 Karawang,,
 
Mutia Yulita© DiseƱado por: Compartidisimo